“Never stop learning, because live never stop teching” John Grinder
Kita sudah lazim dengan pepatah, “Pengalaman adalah guru yang baik.” Pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri adalah, Sudahkan kita menjadi murid yang baik?
Anda tentu juga sudah tahu rahasia umum kalimat ini, Belajar sepanjang hidup, long life education. Pertanyaannya, apa itu belajar, mengapa perlu dilakukan sepanjang hidup, dan bagaimana caranya? Banyak orang berpendapat, belajar itu menambah ilmu, mempelajari hal baru, meningkatkan ketrampilan dll. Benar jika kita melihat hal itu sebagai konten belajar, yang artinya setiap orang memiliki pandangan, pengertian dan pengalaman yang berbeda, dan saat melakukan satu tindakan belajar, maka hanya hal tersehut yang didapatkan sang pelaku belajar.
Lalu bagaimana menurut NLP? Belajar hanyalah membuat sambungan syaraf baru dalam pikiran. Karena demikianlah, isi pikiran kita sebagian syaraf yang sudah tersambung menjadi program pikiran. Selebihnya setiap syaraf masih melayang-layang. Saat masuk informasi baru dalam pikiran, maka tersambunglah syaraf baru. Jika tidak diulang maka menjadi putus lagi dan lupa atau terhapus dari dalam pikiran. Jika diulang, maka sambungan syaraf makin tebal, dan menjadi jalan tol dalam pikiran, sehingga saat kita melakukan sesuai sambungan syaraf itu seolah nggak pakai mikir, atau dengan kata lain, setiap tindakan belajar, hasilnya adalah memiliki sikap sukses baru.
Bagaimana memasukkan informasi ke dalam pikiran? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan jawaban pertanyaan atas bagaimana cara belajar tepat. Sudah tersedia alatnya dalam setiap diri kita. Ya memasukkan informasi ke dalam pikiran, adalah tugas panca indera; penglihatan, pendengaran, penciuman, pencecapan dan perabaan kita. Informasi yang masuk melalui panca indera (memasukkan informasi untuk membuat samhungan syaraf baru), di filter oleh filter pikiran kita, hasilnya diijinkan masuk atau ditolak oleh pikiran.
Filter dalam pikiran kita adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap dan keimanan kita, dan secara NLP, ditambahkan penghapusan, penyimpangan dan generalisasi (tentang filter pikiran dan tugasnya kita bahas di bagian lain buku ini). Setelah masuk dalam pikiran, dari penglihatan disimpan menjadi data Gambar (visual/V), dari pendengaran disimpan menjadi suara (audio/A), dan dari perabaan, pencecapan dan pembauan disimpan secara umum menjadi kinestetik/K atau kita permudah jadi Perasaan. Jadi hasil belajar masuk ke dalam pikiranmenjadi isi pikiran kita. Dan isi pikiran sebagai hasil belajar adalah Gambar, Perasaan dan Suara (GPS). GPS ini pula lah bentuk dari setiap tujuan dan keinginan kita, yang bakal memandu kita menemukan cara tepat untuk mewujudkan keinginan dan tujuan jadi kenyataan.
Dan begitulah, selagi kita masih hidup, bisa melihat, mendengar dan merasakan, maka kita masih belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita gunakan Lihat, Dengar dan Rasakan (sebagai cara belajar) agar kita memahami keadaan dan melakukan atau memberi respon / melakukan tindakan paling tepat. Semakin tepat respon kita pada dunia dan orang lain, maka peluang sukses yang kita alamai menjadi lebih besar.
Itulah mengapa dikatakan, belajar sepanjang hidup, karena selagi kita masih hidup masih mempergunakan pancaindera, maka kita selalu membuat sambungan syaraf baru, dan setiap sambungan syaraf itu bakal menjadi modal untuk melakukan tindakan atau respon kita menghasilkan sukses seperti yang kita inginkan. Salam selalu sehat dan semakin lancar sukses