Mengapa Coach Perlu Memfasilitasi Coachee Untuk Menetapkan Tujuan SMART
Apa pentingnya bagi Coachee memiliki Tujuan SMART
Sebagai seorang Coach, salah satu peran pentingnya adalah memfasilitasi coachee dalam menetapkan tujuan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timed). Tujuan SMART membantu coachee untuk memiliki arah yang jelas dan terukur, sehingga mereka dapat mengelola langkah-langkah menuju kesuksesan dengan lebih efektif.
Mengingatkan kembali, bahwa Coaching adalah percapakan special dan intensif antara Coach dengan Coachee (kilen Coaching) untuk memfasilitasi Coachee memiliki tujuan, memperjelas tujuan itu, selanjutnya menyusun rencana langkah, dan mengelola sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai sukses optimal coachee bmenggunakan potensi terbaik dari dalam diri Coachee sendiri.
Cara Coach memfasilitasi Coachee adalah denagn bertanya dan hanya bertanya. Saat Coach bertanya, Ia tidak sedang kepo ingintahu isi pikiran coachee, ia juga tidak sedang mengajak mengggibah atau menggosip. Pertanyaan Coach adalah pertanyaan untuk mebuat Coachee berpikir tentang dirinya sehingga coachee menemukan kesadaran diri, pemberdayaan diri, tanggungjawab diri, aktualisasi diri dan kontribusi drinya.
Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana Coach memfasilitasi Coachee memiliki tujuan yang jelas dan SMART. Cermati masing-masing elemen dari tujuan SMART beserta pertanyaan dan tujuannya:
A. Specific (Spesifik)
Seorang coach akan menanyakan pertanyaan berikut:
• Apa yang ingin dicapai?
• Seperti apa tepatnya?
• Apakah mudah membayangkannya?
• Apakah dapat melihatnya, mendengar & merasakannya?
• Kapan akan dicapai?
• Di mana akan dicapai?
• Bersama siapa saja kan mencapainya
Tujuan yang spesifik membantu coachee untuk memiliki gambaran yang jelas dan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, coachee dapat mengidentifikasi langkah-langkah konkrit yang perlu diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, daripada mengatakan “saya ingin lebih sehat,” akan lebih spesifik jika mengatakan “saya ingin berolahraga tiga kali seminggu selama 30 menit setiap sesi.”
B. Measurable (Terukur)
Seorang coach akan menanyakan pertanyaan berikut:
• Bagaimana kondisi sekarang?
• Bagaimana kondisi yang diinginkan?
• Apa ukuran keberhasilannya?
• Bagaimana Anda tahu kalua sudah berhasil?
• Apakah ada ukuran terbaik yang tercatat?
• Bagaimana Anda mengukurnya?
• Apa alat ukurnya?
Tujuan yang terukur memungkinkan coachee untuk melacak kemajuan dan mengetahui apakah mereka berada di jalur yang benar. Dengan memiliki indikator yang jelas, coachee dapat mengevaluasi pencapaian mereka secara objektif. Misalnya, “saya ingin meningkatkan penjualan sebesar 20% dalam tiga bulan” adalah tujuan yang terukur karena ada target yang jelas untuk dicapai.
C. Achievable (Dapat Dicapai)
Seorang coach akan menanyakan pertanyaan berikut:
• Apakah tujuan ini realistis dengan sumber daya yang saya miliki ?
• Apa skill yang diperlukan?
• Apakah Anda mampu dan mengijinkan ini terjadi?
• Apakah saja sumberdaya yang diperlukan?
• Apakah Alat, Bahan dan Caranya?
• Apa Pendidikan atau Training yang diperlukan?
• Apa Latihan yang diperlukan?
• Apa kebiasaan yang diperlukan?
Tujuan yang dapat dicapai (achievable) memberikan tantangan yang layak namun realistis bagi coachee. Ini membantu mereka untuk tetap termotivasi dan tidak merasa putus asa. Tujuan yang terlalu tinggi atau tidak realistis dapat menyebabkan frustrasi. Misalnya, “saya ingin menyelesaikan program sertifikasi dalam enam bulan” adalah tujuan yang dapat dicapai jika coachee memiliki waktu dan sumber daya yang diperlukan.
D. Relevant (Relevan)
Seorang coach akan menanyakan pertanyaan berikut:
• Apakah tujuan ini selaras dengan nilai-nilai dan prioritas saya?
• Bagaimana tujuan ini akan membantu saya dalam mencapai tujuan jangka panjang saya?
• Apakah ini penting, dan Mengapa penting?
• Apakah Anda Paham?
• Apakah Anda Yakin dapat mewujudkannya?
• Apakah Anda mengijinkan terjadi dan menghargainya?
Tujuan yang relevan memastikan bahwa apa yang ingin dicapai oleh coachee sejalan dengan tujuan dan prioritas mereka secara keseluruhan. Dengan menetapkan tujuan yang relevan, coachee dapat memastikan bahwa usaha dan energinya difokuskan pada hal-hal yang benar-benar penting. Misalnya, “saya ingin mengikuti kursus manajemen waktu untuk meningkatkan produktivitas kerja saya” adalah tujuan yang relevan jika produktivitas adalah prioritas utama coachee.
E. Timed (Berbatas Waktu)
Seorang coach akan menanyakan pertanyaan berikut:
• Kapan mulai? Untuk berapa lama?
• Kapan saya mencapai tujuan ini?
Tujuan yang berbatas waktu memberikan kerangka waktu yang jelas untuk pencapaian. Dengan memiliki tenggat waktu, coachee dapat memantau kemajuan mereka dan memastikan bahwa tujuan tercapai dalam jangka waktu yang ditentukan. Misalnya, “saya ingin menulis buku dalam waktu satu tahun” adalah tujuan yang berbatas waktu karena ada tenggat waktu yang spesifik.
Dengan menetapkan tujuan yang SMART, coachee dapat memiliki arah yang jelas, terukur, dan realistis dalam mencapai kesuksesan. Coach berperan memfasilitasi Coachee merumuskan dan mengelola tujuan ini agar mereka dapat bergerak maju dengan keyakinan dan kejelasan.
Semoga tulisan ini membantu coachee dalam memahami dan menetapkan tujuan SMART untuk mencapai kesuksesan mereka
Artikel 12: Apa manfaat bersyukur Bagi Diri Sendiri?
Bersyukur adalah kunci kebahagiaan sejati. Saat kita sering bersyukur, kita cenderung fokus pada hal-hal positif dalam hidup, dan ini bisa mendatangkan banyak manfaat, baik untuk kesehatan mental maupun fisik.
Berikut adalah contoh beberapa manfaat menjadi pribadi yang banyak bahkan selalu bersyukur:
1. Kesehatan Mental yang Lebih Baik. Rasa syukur dapat membantu mengurangi perasaan stres, kecemasan, dan depresi. Dengan berfokus pada hal-hal baik dalam hidup, kita lebih mungkin merasa puas dan bahagia.
2. Hubungan yang Lebih Baik. Menghargai orang lain dan bersyukur atas kehadiran mereka dalam hidup kita dapat memperkuat ikatan dan membangun hubungan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.
3. Peningkatan Kesejahteraan Fisik. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang bersyukur cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, tidur lebih baik, dan lebih jarang mengalami penyakit.
4. Meningkatkan Ketahanan Diri. Bersyukur membantu kita untuk lebih tahan terhadap tantangan dan kesulitan hidup. Dengan mengakui dan menghargai hal-hal baik, kita bisa lebih mudah bangkit dan mencari solusi saat menghadapi masalah.
5. Meningkatkan Kreativitas dan Produktivitas. Saat kita merasa bersyukur, otak kita lebih terbuka untuk ide-ide baru dan solusi kreatif. Ini bisa meningkatkan produktivitas dalam berbagai aspek kehidupan, baik di tempat kerja maupun dalam kegiatan sehari-hari.
6. Meningkatkan Rasa Bahagia. Secara keseluruhan, bersyukur membuat kita merasa lebih puas dengan hidup kita. Ketika kita menghargai apa yang kita miliki, kita cenderung merasa lebih bahagia dan menikmati setiap momen dengan lebih penuh.
Teruslah menjadi pribadi yang bersyukur agar perjalanan dan kebiasaan yang bisa terus kita kembangkan. Dengan melatih diri untuk selalu bersyukur, kita dapat menikmati hidup dengan lebih bermakna dan bahagia.
Teruslah bersyukur dan menyebarkan kebahagiaan di sekitarmu!
Artikel 11: Apa yang perlu dilakukan Coachee saat hendak Coaching?
Menghadapi sesi coaching bisa menjadi pengalaman yang sangat bermanfaat, namun persiapan yang tepat adalah kunci untuk memaksimalkan hasilnya. Sebagai coachee, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum menjalani sesi coaching. Persiapan ini tidak hanya membantu Anda lebih fokus, tetapi juga memastikan bahwa Anda siap untuk mengambil langkah-langkah menuju tujuan yang ingin dicapai.
Pertama, penting untuk datang dengan tujuan yang jelas dalam pikiran. Sebelum sesi dimulai, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang ingin Anda capai. Apakah ada aspek tertentu dalam kehidupan pribadi atau profesional yang ingin Anda tingkatkan? Dengan memiliki tujuan yang spesifik dan terukur, Anda dan coach dapat bekerja sama untuk mengembangkan rencana langkah yang akan membawa Anda menuju kesuksesan.
Kedua, siapkan diri untuk terbuka dan jujur dalam percakapan. Coaching adalah tentang eksplorasi diri dan pengembangan, dan itu memerlukan kejujuran penuh. Jangan takut untuk mengungkapkan ketakutan, keraguan, atau tantangan yang Anda hadapi. Semakin terbuka Anda, semakin besar kesempatan untuk menemukan solusi yang efektif dan mendalam.
Ketiga, bawa catatan dan dokumentasi yang relevan. Jika Anda telah melakukan refleksi pribadi, menulis jurnal, atau menyusun daftar hal-hal yang ingin dibahas, pastikan untuk membawanya ke sesi. Ini akan membantu menjaga percakapan tetap terstruktur dan fokus, serta memastikan bahwa semua poin penting yang ingin Anda diskusikan tidak terlewatkan.
Selanjutnya, datang dengan pikiran yang terbuka dan sikap yang positif. Ingatlah bahwa tujuan dari sesi coaching adalah untuk menemukan solusi dan peluang baru. Jadi, bersiaplah untuk menerima umpan balik, mengeksplorasi perspektif yang berbeda, dan mencoba pendekatan yang mungkin belum pernah Anda pertimbangkan sebelumnya. Fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi akan sangat membantu dalam proses ini.
Terakhir, atur waktu dan lingkungan yang kondusif untuk sesi coaching. Pastikan bahwa Anda memiliki cukup waktu tanpa gangguan untuk berdiskusi dengan coach. Pilih tempat yang tenang di mana Anda bisa fokus sepenuhnya pada percakapan. Ini akan membantu Anda tetap present dan terlibat sepanjang sesi, sehingga dapat mengambil manfaat maksimal dari pengalaman coaching.
Dengan persiapan yang matang dan sikap yang siap untuk belajar, sesi coaching Anda akan menjadi lebih efektif dan memberikan hasil yang lebih memuaskan. Ingat, Anda adalah pemegang kendali atas perjalanan ini, dan dengan persiapan yang tepat, Anda dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih cepat dan efisien
Artikel 09: Apapun kejadian dunia, respon adalah pilihan saya
Banyak orang merasa, ia bisa marah atau sebaliknya, menjadi jengkel dan sebaliknya, menjadi bahagia atau juga bersyukur dan sebaliknya, adalah diseebabkan oleh hal-hal diluar diri dan diluar kontrol atau kendali diri kita.
Sahabat NLP, mulai sekarang sadari, jadilah raja dan ratu atas pikiran sendiri. Apapun kejadian dunia (diluar diri Anda) hanyalah kejadian. Anda boleh memilih memutuskan untuk merespon dengan memutuskan dan menggunakan perasaan apa saja. Mulai saat ini, pilih dan putuskan gunakan hanya perasaan yang berdayakan diri Anda saja.
Bagaimana caranya? Mungkin Anda sudah tahu, bahwa selama ini Hidup Anda tercermin dari pikiran, perasaan, ucapan dan leku (PRUL) Anda. Ya semua itu adalah cermin kualitas hidup Anda. APa yang Anda pikirkan, rasakan ucapkan dan lakukan adalah buah dari keputusan Anda saat merespon dunia.
Sementara apapun kejadian dunia, rrespon adalah pilihan dan tangungjawab Anda, sadari dan lakukan hanya demikian, sekarang.
Artikel 08: Miliki mindset tepat, baru kemudian ubahlah hidup Anda.
Saat miliki mindset tepat, arahkan perubahan hidup Anda sesuai cita-cita dan tujuan. “With the right mindset, you can change your life.” John Grinder
Mindset adalah pola pikir, cara pikir serta bagaiman menggunakan pikiran merespon dunia dan kehidupan. Mindset dibentuk dari hasil belajar. Memasukkan dan mengakuisisi informasi pelajaran, entah belajar formal atau buah interaksi Anda dengan lingkungan, orang lain dan alam, setelah melewati filter pikiran, hasilnya gambar, perasaan dan suara (GPS). GPS yang diulang-ulang, menjadi sambungan syaraf pikiran yang tebal. Sambungan syaraf yang tebal dalam pikiran menjadi pola pikir kita dalam hidup sehari-hari.
Bagaimana mengulang GPS sehingga mempertebal sambungan syaraf pikiran? Ulangi saja GPS itu dalam pikiran, seperti memutar film, cara ini kita lazim menyebutnya dengan mengingat, mengingat dan mengingat.
Saat sudah tebal sambungan syaraf dalam pikiran, ia mempengaruhi tubuh saat merespon dunia, sehingga tubuh melakukan respon berupa pilihan kata (verbal), bagaimana mengatkannya (vocal) dan apa yang dilakukan saat mengatakan (Visual). Kita sering menyebut hal terebut sebagai 3V, ingat, bahkan 3V ini adalah rahasia sukses pikiran. Di lain bagian kita bahas juga.
Lebih lagi, saat GPS sudah menjadi persepsi kuat bahkan dalam pikiran paling dalam, maka kata dan tindakan hanyalah buah dari pikiran kita. Maka mudah dimengerti sekarang, segala sikap Anda adalah cerminan dan buah dari cara pikir Anda, dan Cara Pikir ini adalah Mindset bukan? Jika selama ini kata dan sikap Anda membuahkan belenggu kehidupan dan ketidak berdayaan diri, maka buatlah niatan dan tujuan berubah sesuai kebutuhan, mulailah dari palam pikiran.
Masukkan hanya GPS kebaikan, buang yang lain. Fokuslah pada kebaikan itu sehingga isi pikiran Anda adalah GPS kebaikan. Terus lakukan, maka lihat dan rasakan, dengarkan kata yang keluar dari mulut Andapun bakal keluar kata kebaikan, bahkan tindakan dan sikap Andapun hanya kebaikan-kebaikan untuk mencapai tujuan kebaikan Anda.
Ubah mindset mulai dari inputan GPS Anda, ulangi dalam pikiran, mulai katakan kebaikan, dan lakukan hanya kebaikan, niscaya Anda adalah pohon kebaikan yang berkembang dan berbuah kebaikan. Ubah mindset Anda, dan Anda mengubah kehidupan Anda.
Sukses lancar diraih, hanya jika Anda cermat tepat mulai dari Mindset sukses Anda, Kawan..
Galery 06. Sukses Terjadi Saat Seimbang Sikapi Keadaan
Pahami kekurangannya, dan terlibatlah dengan segala kebaikan. “See through the negative, and into the positive.” John Grinder. Masih ingatkan, bahwa semua hal yang hendak kita lakukan, seyogyanya sudah punya tujuan, bahkan paham GPS akhir dari hasil jika tujuan itu sudah tercapai? GPS – Gambar, perasaan, Suara.
Ya, dengan memahami hasil akhir tujuan, maka mudah bagi kita untuk melakukan persiapan, sumber bahan, alat dan caranya, bahkan lihat sampai kelemahan dan kekurangannya, bakal kurang apa, muncul masalah apa, hambatan apa, dan bahkan lihat sampai paling pahitnya, apa yang dapat membuat tujuan itu dapat saja tak tercapai.
Pikiran kita hanya bekerja saat terbuka. Dengan melihat segala dan menemukan kekurangan, maka pikiran langsung terbuka, bertanya alternatif solusinya. Jika kurang bahannya, maka dapatkan ide sumber bahan tambahan dari mana dan bagaimana mendapatkannya, jika alatnya berhambatan, siapa ahli yang dapat menjadi solusinya dll.
Sampai di sini, Anda mudah pahami sekarang, rencana tindakan apa yang perlu disusun, untuk membuat tujuan itu mudah lancar jadi kenyataan. Saat arah ditetapkan, rencana disiapkan, maka semua kemungkinan hal terburuk sdh terpetakan, sekaligus langkah tepat sudah disiapkan.
Begitu Anda putuskan bertindak, maka ubah sudut pandang pikiran Anda, lihat dari segala baiknya, fokus pada tindakan tepat, lakukan cermat dari yang termudah, lakukan dengan senang, bahagia, san gembira, sehingga semua dilakukan sepenuh syukur, fokus pada tindakan tepat untuk segera wujudkan tujuan jadi kenyataan.
Maka kini mudah Anda pahami, tak ada salahnya kita cermat melihat hal yang hendak kita lakukan dari sisi kekurangan, hambatan dan masalahnya. Namun jika sudah terlibat, totallah libatkan diri, energi, dan usaha, fokuskan segala kebaikan hanya untuk wujudkan tujuan jadi kenyataan.
Lancar sukses, kawan.
Article 05. Gunakan Daya Dirimu, Berdayakan Orang Lain
Hidup Penuh Sumberdaya Kemudian berdayakan orang lain. “Use your power to empower others.” Ungkapan John Grinder ini terlalu sederhana di dengar, namun mengandung makna sangat berharga dan mendalam. Gunakan daya dirimu, untuk berdayakan orang lain.
Dalam ungkapan ini berlaku hukum memberi dan menerima. Pertama untuk memberi, seorang harus memiliki apa yang hendak diberikan. Yang menerima memahami pemberian, menghargai dan memanfaatkan untuk meningkatkan nilai dirnya. Tentu saja tetap diikuti keduanya menyempatkan diri untuk saling berinteraksi guna melakukannya. Seorang perlu memiliki apa yang dapat diberikan kepada orang lain. Dalam NLP, salah satu presuposisinya berbunyi, setiap orang sudah memiliki sumberdaya untuk suskes.
Apa saja sumberdaya diri yang sudah tersedia dalam setiap orang?
Manusia adalah ciptaan terbaik dalam alam semesta. Pertama diberikan tubuh yang sempurna, apapun keadaanya, tak ada satu teknologipun yang dapat menyamai ciptaan Tuhan berupa tubuh manusia, dan kesempurnaan tubuh itu diberikan kepada Anda dalam kehidupan Anda. Sumberdaya diri pertama adalah memiliki tubuh sempurna. Tingga dipelihara dengan memberi asupan tepat dan hidup seimbang.
Selanjutnya, sadari… saat penciptaan tubuh terjadi, disusul anugerah kehidupan berupa jiwa atau ruh. Jiwa setiap orang berasal langsung dari Sang Pencipta. Maka zat dari sifat2 Sang Pencipta juga terkandung di dalam jiwa setiap orang. Karena Sabda Allah sendiri yang mengatakan saat menciptakan manusia, Baiklah sekarang kuciptakan manusia secitra denganku. Jadi setiap manusia itu semirip, segambaran dengan penciptanya. Jiwanya suci langsung dari Sang Pencipta. Tinggal dipelihara dengan menjalankan perintah keimanan masing-masing, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Ketiga, setiap manusia kemudian diberikan pikiran yang ditempatkan dalam otaknya. Pikiran manusia memiliki kemampuan tak terbatas, namun sepanjang hidup dan diketahui, pikiran manusia baru terpakai sekitar 16%, dan ini pikiran dalam otaknya Albert Einstain. Kebayang berapa persen pikiran kita telah terpakai. Jika dianggap sama, sekitar 15% maka sisanya 85% masih kosong. Bagian pikiran yang masih kosong ini diserahkan kepada setiap pemiliknya agar diisi. Seperti kita tahu, mengisi pikiran caranya dengan belajar. Jika pikiran kita isi dengan kebaikan, itulah yang kita dapatkan, tentu saja sebaliknya demikian.
Kini mudah kita pahami, bahwa setiap orang telah memiliki sumberdaya diri, berupa bahan sukses yaitu jiwa, raga dan pikiran sebagai bukti kehidupan manusia yang berakal budi. Pikiran diisi dan dipergunakan untuk apa, diserahkan kepada pemiliknya, setiap diri manusia. Anjuran paling berdaya adalah, gunakan sumberdaya diri ini untuk memberdayakan orang lain, agar mereka juga menjadi penuh sumber daya seperti Anda.
Miliki niat/intensi, rumuskan tujuan, pahami bagaimana hasil dari tujuan itu, lakukan tindakan tepat dan buat apa yang Anda inginkan jadi kenyataan. Ajak dan libatkan orang lain juga melakukan hal yang sama, bukan sebaliknya, maka dengan begitu Anda telah menjadi sumberdaya bagi orang lain untuk sepenuh sumber daya sukseskan dirinya.
Salam selalu sehat dan lancar sukses.
Article 04. Sukses Hanya Terjadi Saat Anda Lakukan Aksi.
Akhirnya Anda menerima dari apa yang Anda kerjakan, bukan dari apa yang Anda harapkan. “It’s what you work for, not what you wish for, that you will end up receiving.” John Grinder
Sementara Anda sudah pahami, bahwa sukses atau apa yang Anda terima, dimulai dari tujuan apa yang Anda niatkan dan rumuskan dalam bentuk tujuan, pahami hasil akhirnya dalam pikiran sebagai outcome dan ujungnya hal itulah yang memerintahkan tubuh Anda untuk melakukan take action menggunkan bahan, alat dan cara yang tepat membuat apa yang jadi tujuan Anda jadi kenyataan.
Dari pemahaman di atas, kuncinya adalah adanya tindakan, ada take action, tidak hanya sekedar membuat tujuan dan outcome lalu diam. Outcome yang dimaknai dengan kepentingan-kepentingan, adalah apa yang membuat seorang terdorong melakukan tindakan mencapai tujuan, atau orang sering menyebutnya apa motivasi seorang melakukan sesuatu.
Saat dalam pikiran kita sudah terpasang tujuan dan memahami hasil akhirnya, agar seorang melakukan tindakan tepat, maka seorang perlu untuk memahami, apa makna tujuan yang ia miliki, apa penting dan manfaat hasil akhir bagi dirinya.
Saat arti, makna, penting dan manfaat tujuan sudah dipahami, bahkan dapat pula diamplifikasi atau digemakan dalam pikiran dan kemudian dikaitkan dengan intention atau niatan awalnya, maka outcome telah berubah menjadi purpose atau tujuan yang sangat penting, berarti dan bermakna, maka hal itulah yang mendorong orang melakukan tindakan tepat sesuai panduan atau kordinasi pikiran.
Arti, makna, dan pentingnya sebuah tujuan inilah pemercik dan pemicu dorongan tindakan atau hal yang melahirkan motivasi, sehingga seorang terdorong mengusahakan tujuan dengan tindakan-tindakan tepat memberi hasil suskes yang Anda terima. Dengan demikian mudah juga dapat Anda pahami, bahwa motivasi bukan datang dari luar diri Anda, namun lahir, berada dan membesar hanya dari dalam diri Anda, mulai dari pikiran Anda.
Untuk sukses diperlukan action menemukan dan melakukan satu cara dengan tindakan tepat. Salam lancar sukses.
Article 03. Pastikan Niatan & Tujuan
Adalah pemborosan waktu dan energi saja, saat Anda terlibat dengan suatu hal tanpa tindak lanjut tindakan tepat. “It’s a waste of your time to attend to issues that you cannot act upon.” John Grinder.
Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran kita isinya hanyalah keinginan, maksud dan tujuan. Saat tujuan dalam pikiran kita ditindak lanjuti dengan kegiatan tepat, maka jadi kenyataan. Saat tujuan jadi kenyataan biasanya kita sebut peristiwa itu sebagai “suskes”. Jika isi pikiran hanyalah tujuan, dan tujuan jadi kenyataan adalah sukses, maka mudah bagi kita sekarang yakini saja, bahwa suskes hanyalah pikiran jadi kenyataan.
Hebatnya setiap kita adalah pemilik pikiran, jika demikian, setiap orang adalah pemilik hak suskes. Setiap orang dapat sukses, dan bahkan setiap orang dengan kehidupannya adalah sukses itu sendiri.
Maka pernyataan, terlibat dalam sebuah keadaan tanpa tindak lanjut, hanyalah pemborosan waktu dan energi saja, menjadi sangat tepat. Saat sukses adalah sebuah tujuan jadi kenyataan, hal itu hanya terjadi jika tujuan itu diusahakan, dilakukan tindakan, take action. Diperlukan action untuk sukses. Hanya diperlukan satu tindakan tepat untuk membuat tujuan kita jadi kenyataan. Untuk suskes, hanya dipelrukan satu cara tepat.
Jika demikian, cermat dan waspadai kawan, saat Anda hendak terlibat pada seuatu, maka buat, miliki, dan kembangkan intensi atau niat, rumuskan menjadi kalimat tujuan, bahkan pahami GPS suksesnya dalam pikiran Anda, jika atas tujuan itu dilakukan tindakan tertentu hasilnya seperti apa.
Hanya dengan begitu, Anda mudah pilih dan putuskan tindakan tepat apa yang perlu dilakukan dalam setiap keterlibatan diri Anda pada sebuah aktifitas. Lancar suskes, kawan.
Article 02. Teruslah Belajar
“Never stop learning, because live never stop teching” John Grinder
Kita sudah lazim dengan pepatah, “Pengalaman adalah guru yang baik.” Pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri adalah, Sudahkan kita menjadi murid yang baik?
Anda tentu juga sudah tahu rahasia umum kalimat ini, Belajar sepanjang hidup, long life education. Pertanyaannya, apa itu belajar, mengapa perlu dilakukan sepanjang hidup, dan bagaimana caranya? Banyak orang berpendapat, belajar itu menambah ilmu, mempelajari hal baru, meningkatkan ketrampilan dll. Benar jika kita melihat hal itu sebagai konten belajar, yang artinya setiap orang memiliki pandangan, pengertian dan pengalaman yang berbeda, dan saat melakukan satu tindakan belajar, maka hanya hal tersehut yang didapatkan sang pelaku belajar.
Lalu bagaimana menurut NLP? Belajar hanyalah membuat sambungan syaraf baru dalam pikiran. Karena demikianlah, isi pikiran kita sebagian syaraf yang sudah tersambung menjadi program pikiran. Selebihnya setiap syaraf masih melayang-layang. Saat masuk informasi baru dalam pikiran, maka tersambunglah syaraf baru. Jika tidak diulang maka menjadi putus lagi dan lupa atau terhapus dari dalam pikiran. Jika diulang, maka sambungan syaraf makin tebal, dan menjadi jalan tol dalam pikiran, sehingga saat kita melakukan sesuai sambungan syaraf itu seolah nggak pakai mikir, atau dengan kata lain, setiap tindakan belajar, hasilnya adalah memiliki sikap sukses baru.
Bagaimana memasukkan informasi ke dalam pikiran? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan jawaban pertanyaan atas bagaimana cara belajar tepat. Sudah tersedia alatnya dalam setiap diri kita. Ya memasukkan informasi ke dalam pikiran, adalah tugas panca indera; penglihatan, pendengaran, penciuman, pencecapan dan perabaan kita. Informasi yang masuk melalui panca indera (memasukkan informasi untuk membuat samhungan syaraf baru), di filter oleh filter pikiran kita, hasilnya diijinkan masuk atau ditolak oleh pikiran.
Filter dalam pikiran kita adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap dan keimanan kita, dan secara NLP, ditambahkan penghapusan, penyimpangan dan generalisasi (tentang filter pikiran dan tugasnya kita bahas di bagian lain buku ini). Setelah masuk dalam pikiran, dari penglihatan disimpan menjadi data Gambar (visual/V), dari pendengaran disimpan menjadi suara (audio/A), dan dari perabaan, pencecapan dan pembauan disimpan secara umum menjadi kinestetik/K atau kita permudah jadi Perasaan. Jadi hasil belajar masuk ke dalam pikiranmenjadi isi pikiran kita. Dan isi pikiran sebagai hasil belajar adalah Gambar, Perasaan dan Suara (GPS). GPS ini pula lah bentuk dari setiap tujuan dan keinginan kita, yang bakal memandu kita menemukan cara tepat untuk mewujudkan keinginan dan tujuan jadi kenyataan.
Dan begitulah, selagi kita masih hidup, bisa melihat, mendengar dan merasakan, maka kita masih belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita gunakan Lihat, Dengar dan Rasakan (sebagai cara belajar) agar kita memahami keadaan dan melakukan atau memberi respon / melakukan tindakan paling tepat. Semakin tepat respon kita pada dunia dan orang lain, maka peluang sukses yang kita alamai menjadi lebih besar.
Itulah mengapa dikatakan, belajar sepanjang hidup, karena selagi kita masih hidup masih mempergunakan pancaindera, maka kita selalu membuat sambungan syaraf baru, dan setiap sambungan syaraf itu bakal menjadi modal untuk melakukan tindakan atau respon kita menghasilkan sukses seperti yang kita inginkan. Salam selalu sehat dan semakin lancar sukses